Selasa, 29 Maret 2011

Tips Memilih Bisnis Waralaba Hindari Penyesalan Besar


Pilihan berwirausaha melalui bisnis waralaba (franchise) masih belum dikenal luas di Indonesia. Padahal, jenis usaha ini menyodorkan keuntungan dan kemudahan yang tidak dimiliki jenis bisnis lainnya.
"Waralaba melewatkan tahapan uji coba dalam bisnis yang seringkali berisiko, bahkan bisa membawa kerugian," kata Fredy Ferdianto, staf Humas Neo Expo Promosindo, penyelenggara Info Franchise Business Concept (IFBC) Expo 2011 di arena pameran, Jakarta, Minggu (20/3/2011) malam lalu.
Ia menjelaskan, tahap awal usaha merupakan periode paling riskan dalam berwirausaha, terutama bagi pebisnis pemula. Risiko kerugian sangat mungkin terjadi pada tahap uji coba ini. Hal itu bisa memukul mental wirausaha seseorang.
Untuk memperkenalkan berbagai nilai lebih bisnis waralaba itulah, pihaknya bersama majalah Info Franchise dan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyelenggarakan Info Franchise Business Concept Expo (IFBC) di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto Kav 27, Jakarta Selatan.
Kendala lain, menurut Fredy, orang awam kerap menghubungkan bisnis waralaba terbatas pada sejumlah bidang usaha yang membutuhkan modal milyaran dan bermitra dengan pihak asing.
Ia menyebutkan, sejumlah contoh seperti bisnis perhotelan, farmasi, bioskop, hingga yang paling dikenal luas, waralaba perdagangan ritel. "Padahal bisnis ini sudah menjangkau usaha mikro dan kecil yang sederhana, misalnya jajanan kuliner, seperti bakso, es cendol, jus, dan masih banyak lagi," tukasnya.
Waralaba sederhana seperti itu, menurut Fredy, hanya membutuhkan dana antara Rp 2-10 juta. Tanpa informasi melalui ajang pameran sebagaimana IFBC 2011, klaim Fredy, mustahil orang-orang bermodal kecil akan melirik bidang usaha waralaba.
Untuk ajang ini, pihak penyelenggara mengajukan dua syarat pokok untuk menjadi peserta. Yang pertama, peserta adalah waralaba yang sudah berusia lima tahun ke atas.
Kedua, peserta wajib menunjukkan prototype usaha, seperti cabang-cabang, mitra usaha, contoh gerai hingga produk. "Ini penting agar pengunjung dan calon mitra memiliki garansi yang akurat tentang bidang usaha yang akan mereka pilih," tambah Fredy.
Banyaknya waralaba jenis kecil yang hadir pada ajang ini mendorong penyelenggara untuk menggandeng Departemen Perdagangan (Depdag) RI. Sambutan positif ditunjukan Depdag dengan menyewakan sejumlah gerai pameran tanpa pungutan biaya kepada 8 label Business Opportunity (BO). BO adalah sebutan untuk rintisan usaha menuju waralaba.
Selain itu, Depdag juga membuka Klinik Bisnis. Klinik ini tidak hanya membagikan cuma-cuma berbagai brosur dan buku terkait prosedur perizinan yang mesti ditempuh setiap agen dan pebisnis waralaba.
"Kami juga menjelaskan mekanisme penyampaian laporan keuangan tahunan (LKTP) dan menjelaskan berbagai peraturan yang harus dipahami mereka yang terlibat dalam bisnis ini," kata seorang staf Depdag yang ditemui di Gerai Klinik Bisnis Departemen Perdagangan RI.
Menurutnya, Depdag sangat berkepentingan dengan ajang seperti ini. "Soal perizinan dan informasi kebijakan waralaba kan menjadi tanggung jawab departemen dan dinas-dinas (Perdagangan)," katanya.
Ajang ini, tambahnya, memberikan kesempatan kepada mereka untuk memberikan pemahaman dini kepada calon wirausahawan.
Ajang yang berlangsung selama 3 hari, 18-20 Maret, ini baru saja berakhir pukul 21.00 malam. Penyelenggara berjanji akan menginformasikan jumlah pengunjung dan total transaksi selama IFBC berlangsung.
Berbisnis, meskipun dengan sistem waralaba tetap harus dipertimbangkan dengan baik. Sebelum Anda memutuskan membeli bisnis waralaba, sebaiknya ikuti tips yang berikut:
  1. Datanglah ke pameran waralaba dan peluang bisnis dengan gagah berani. Jangan minder. Bertindaklah seperti seorang bos yang akan mencari mitra bisnis, karena Anda yang akan menentukan segalanya. Jika Anda memiliki lokasi usaha yang strategis dan modal, Andalah penentunya, bukan pemilik merek. Meski pemilik merek sering menggertak dengan kata-kata: ‘kita akan survey dululah, kita belum bisa menentukan sekarang, dll.
  2. Bertanyalah sebanyak-banyaknya dalam kesempatan pameran. Panduan penting yang harus dapat Anda ketahui adalah:
    1. Mengetahui profil dan karakter pemilik atau pendiri usaha tersebut.
    2. Gali informasi mengenai kondisi keuangan dan bisnisnya.
    3. Jika mereka bebas bertanya tentang kondisi keuangan dan modal yang Anda tanamkan dalam bisnis tersebut, Anda juga bebas bertanya kondisi perusahaan pemilik merek tersebut.
    4. Kenali latar belakang perusahaan atau sang pengusaha, bonafiditas, pengalaman, potensi pasar, peta persaingan, serta keunggulan dan keunikan produk atau sistem mereka.
Dari tips komunikasi interaktif di atas, Anda dapat mengukur seberapa jauh mereka terbuka dengan  bisnis yang akan diwaralabakan. Ini penting karena Anda akan melakukan komunikasi secara intens jika sudah menjadi mitra. Semakin mereka terbuka, semakin baik. Semakin mereka misterius dan tertutup, Anda harus berhati-hati dengan orang semacam ini.
Ingat, kelak Anda harus saling bertukar informasi dengan mereka. Bayangkan dan perkirakan, Apakah Anda bisa berkomunikasi secara nyaman dengan mereka kelak jika mereka tertutup dan berusaha menutup-nutupi usaha, dimana Anda menjadi mitranya?
Jangan segan menyelidiki kondisi keuangan pewaralaba. Kinerja mereka di masa lalu dapat menjadi proyeksi bisnis anda mendatang. Pewaralaba yang baik tak akan segan membagi informasi penting ini. Waralaba yang layak pilih adalah perusahaan yang telah menghasilkan untung selama bertahun-tahun, setidaknya lebih dari 3 tahun. Tanyakan pula kinerja cabang atau gerai milik terwaralaba lama. Apakah mereka untung atau malah gulung tikar. Tak ada salahnya kalau Anda mencoba menggali informasi langsung dari terwaralaba lama yang lebih dulu beroperasi.


0 komentar:

Posting Komentar

bisnis paling gratis

Archives

Pengikut

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More