Selasa, 29 Maret 2011

Gangguan Kejiwaan Kleptomania Lebih Banyak Jangkiti Perempuan?

Menurut statistik, kleptomania atau gangguan kejiwaan yang mendorong seseorang untuk nekat 'ngutil' alias mencuri justru lebih banyak diderita oleh perempuan.

Kleptomania adalah dorongan tak tertahankan untuk mencuri sesuatu yang kadang bagi si penderita tidak benar-benar dibutuhkan. Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang serius. Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa kleptomania berkaitan dengan masalah kimia alami otak (neurotransmiter) yang disebut serotonin. Serotonin berfungsi membantu mengatur suasana hati dan emosi seseorang.

Sebuah penelitian di Stanford University mengungkap, 62,5 persen penderita kleptomania adalah perempuan sementara 37,5 persen sisanya adalah laki-laki. Usia rata-rata saat didagnosis positif mengidap gangguan kejiwaan ini adalah 45,6 tahun.

Berdasarkan status perkawinannya, kleptomania lebih banyak diderita oleh laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah atau punya pasangan yakni 47,5 persen. Sisanya adalah lajang sebanyak 27,5 persen serta duda atau janda yakni sebanyak 25 persen.

Tidak ada perbedaan mencolok secara statistik terkait status pekerjaan para penderita kleptomania. Sebanyak 45 persen adalah pengangguran, terpaut sedikit dari karyawan tetap yakni 40 persen, sedangkan sisanya 15 persen adalah pekerja paruh waktu.

Diberitakan dari NCBI, Rabu (30/3/2011), kleptomania merupakan gangguan kejiwaan yang menjangkiti 6 dari 1.000 orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat sendiri, jumlah penderitanya saat ini diperkirakan mencapai 1,2 juta orang.

Gangguan ini menyebabkan seseorang tidak bisa menahan diri untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya secara diam-diam. Tujuannya bukan untuk memperkaya diri, melainkan hanya untuk kepuasan karena biasanya barang-barang curian itu juga tidak pernah digunakan.

Kleptomania sering menjadi pertimbangan dalam penanganan kasus pencurian. Diperkirakan dari semua kasus pencurian yang terjadi di pusat-pusat perbelanjaan, 5 persen di antaranya melibatkan penderita kleptomania sehingga tidak bisa diproses secara hukum.

Ada juga beberapa bukti bahwa kleptomania berhubungan dengan gangguan adiktif atau obsesif-kompulsif.
Gejala kleptomania mencakup:
  • Dorongan yang kuat dan mendesak untuk mencuri item yang tidak perlu
  • Bagi si penderita adrenalinnya terpacu saat melakukan pencurian.
  • Penderita merasa nikmat atau puas saat mencuri
  • Merasa bersalah atau malu setelah mencuri
Perawatan
Perawatan kleptomania biasanya melibatkan obat-obatan dan psikoterapi. Namun, tidak ada perawatan standar untuk kleptomania, peneliti medis masih mencari pengobatan terbaik untuk gangguan.

Hanya saja fakta menunjukkan banyak penderita kleptomania merahasiakan kelainan mereka, malu karena mereka takut untuk dirawat.


0 komentar:

Posting Komentar

bisnis paling gratis

Archives

Pengikut

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More